Selamat jumpa lagi pada postingan yang ditulis oleh penulis tamu Jalan2Liburan.
Kali ini saya mempercayakan Marlene Rael untuk menulis pengalaman nya bersama suami membawa anak laki mereka yang baru berusia 5 tahun terbang jauh sampai ke New York City.
Saya kenal Marlene secara online beberapa tahun lalu, saya senang sekali dengan semangat kedua pasangan ini untuk traveling bersama balita mereka sejak saat itu, bagi mereka punya anak bukan penghalang untuk tetap bepergian. Aldo pun seperti kecanduan dengan dunia traveling ini, walaupun masih duduk di kursi Taman Kanak Kanak, Aldo yang nge fans berat dengan Star Wars dan Michael Jackson (this lil dude is uber cool, doesnt he?:) ini selalu merindukan berada di bandara karena artinya mereka akan bepergian.
Yuk simak penuturan dan tips-tips ibunda Aldo mengenai persiapan mereka membawa anak di bawah usia melakukan traveling jarak jauh.
Perjalanan keluarga kecil Aldo juga bisa diikuti melalui Instagram lho :
* * *
Ketika berniat merencanakan liburan ke New York dengan Aldo, 5 tahun, yang pertama kali terlintas dalam benak kami adalah lamanya penerbangan menuju dan kembali dari kota yang katanya tidak pernah tidur itu.
Rute penerbangan kami adalah CGK - KUL, KUL - CAN, CAN - NYC, demikian juga sebaliknya. CGK - KUL pulang pergi kami menggunakan Airasia, sisa penerbangan yang lain kami menggunakan China Southern. Total jenderal lama perjalanan kami di udara, diluar waktu transit, adalah sekitar 21 jam ke NYC. Sedangkan untuk pulang lebih lama sejam menjadi sekitar 22 jam.
KLIA Express dari KLIA2 ke KLIA |
Untuk transit, waktu transit yang kami punya menurut saya cukup ideal. Ketika berangkat, kami transit kurang lebih 6 jam di airport Kuala Lumpur. Dari KLIA2 kami pindah ke KLIA untuk melanjutkan flight kami berikutnya ke CAN. Begitu sampai CAN, kami mempunyai waktu 3 jam sebelum lanjut ke NYC.
Menunggu waktu transit selama 3 jam di CAN |
Untuk kepulangan, dari NYC kami mendapat jadwal flight pagi dan mendarat di CAN pada sore hari waktu setempat. Dari CAN ke KUL, kami hanya mempunyai waktu transit sekitar 1.5 jam. Tiba di KUL sekitar pukul 21.20, kami sudah merencanakan untuk stay overnight di Tune hotel KLIA2 lalu kemudian lanjut penerbangan ke Jakarta keesokan harinya.
Menunggu KLIA Transit dari KLIA ke KLIA2 |
Adapun persiapan kami untuk terbang long haul dengan Aldo adalah:
1. Mempersiapkan Mental Aldo
Dari sebelum dan saat akan membeli tiket, kami selalu melibatkan Aldo untuk memastikan kesiapannya melewati lamanya penerbangan ke NYC. Untungnya tiap kali kami bertanya, ia selalu menjawab siap.
Begitupun setelah kami membeli tiket dan mengetahui dengan pasti jadwal penerbangan, kami menjelaskan rencana penerbangan kami dan apa yang akan kami lakukan nantinya, selain itu kami juga selalu memberikan pengertian kepada Aldo untuk selalu bersabar apabila nantinya ada penerbangan kami yang delay, tidak mengganggu orang lain karena kami akan bertemu dengan banyak orang baru yang tentunya tidak semua dari mereka senang akan keberadaan anak kecil, selalu mendengarkan dan menuruti perkataan kami, serta untuk selalu mengingat bahwa Aldo dan kami adalah satu tim jadi kami harus saling bekerja sama satu sama lain.
Senyum senang touched down JFK |
2. Tidak Lupa Mempersiapkan Mental Kami Sendiri
Bukan hanya anak saja yang perlu dipersiapkan mentalnya, kami yang orang dewasa pun perlu dipersiapkan mentalnya. Mempersiapkan mental untuk kami, terutama saya, disini adalah lebih ke memupuk kesabaran dan selalu bersikap tenang selama perjalanan.
Ada kalanya apa yang sudah kami rencanakan tidak terlaksana, seperti ketika kami akan terbang pulang dari NYC ke CAN, kami stuck di check in counter terminal 4 JFK selama hampir sejam sehingga rencana untuk berkeliling area boarding room dan santai sebelum terbang menjadi batal.
Saya hampir naik darah karena lamanya para staf melakukan proses check in. Atau walaupun hampir di setiap perjalanan Aldo selalu well behaved, namun ada kalanya juga kami "bertengkar" dengannya.
Biasanya apabila Aldo menolak ke toilet untuk buang air kecil, menolak untuk tidur, serta karena memang pada dasarnya ia termasuk anak yang tidak bisa diam sehingga sering kali kami harus mengingatkannya untuk sekedar menjadi lebih tenang.
Boarding time, JFK Airport |
3. Praktis Dengan Barang Bawaan dan Bagasi
Bepergian dengan anak tidak berarti barang yang dibawa harus banyak juga. Kami membatasi dengan hanya membawa 1 koper medium untuk kemudian masuk bagasi, 1 koper kecil berisi jaket - jaket yang akan kami gunakan langsung begitu sampai di NYC, 1 tas ransel berisi laptop dan ipad, 1 tas tangan saya, dan 1 tas koper/ransel Aldo. S
udah merupakan kebiasaan Aldo untuk membawa tas berisi keperluannya sendiri selama perjalanan. Biasanya tasnya berisi snacks, botol minum, buku tulis untuk corat - coret, baju ganti, dan kertas origami. Namun dikarenakan saya membaca bahwa custom di US agak ketat memeriksa makanan yang akan masuk ke negara mereka, maka saya sudah meminta Aldo untuk menghabiskan snacknya sejak kami berada di boarding room menunggu penerbangan kami ke NYC.
Sampai JFK, masih minus 1 bagasi medium yang belum diambil |
4. Memperhatikan Jadwal Penerbangan
Banyak yang merekomendasikan untuk mengambil waktu keberangkatan pada malam hari, agar anak bisa langsung tidur begitu masuk pesawat. Namun saya lebih memperhatikan jadwal kedatangan dibandingkan keberangkatan. Selisih perbedaan waktu yang cukup jauh antara NYC dan Jakarta, sekitar 12 jam-an, membuat kami harus mencari cara agar tidak terkena jetlag. Jadwal penerbangan kami dari CAN ke NYC adalah pada tengah malam, dan tiba pada pagi hari.
Karena itu, sepanjang 15 jam perjalanan kami lebih banyak tidur. Dengan demikian, ketika mendarat kami sudah cukup istirahat sehingga penggunaan waktu kami di NYC bisa lebih maksimal.
Sebaliknya, perjalanan pulang dari NYC ke CAN pada pagi hari dan tiba pada sore hari, sehingga sepanjang perjalanan hanya pada awal penerbangan saja kami lebih banyak tidur. Dari CAN ke KUL kami tiba malam hari, disini kami tidak banyak tidur agar begitu check in Tune Hotel di KLIA2 kami bisa langsung terlelap.
Dengan cara ini puji Tuhan kami tidak mengalami jetlag dan tidak kesulitan menyesuaikan dengan waktu setempat.
Makanan sudah datang tapi Aldo masih terlelap |
5. Memaksimalkan Waktu dan Layanan Maskapai yang Kami Pergunakan
Sepanjang perjalanan, walaupun Aldo memang banyak tidurnya, namun tentunya tetap ada beberapa saat dimana ia terbangun dan mulai mencari kesibukan sendiri. Disini ia biasa untuk bermain dengan games di ipadnya ataupun menggambar. Sayang China Southern tidak menyediakan semacam paket mainan khusus untuk anak, namun paling tidak ada tersedia TV touch screen dengan koleksi yang lumayan banyak dan update.
Film untuk anak yang tersedia saat itu antara lain series film Jurassic Park sampai Jurassic World dan juga Night In The Museum yang semuanya merupakan film - film favorit Aldo. Bahkan beberapa kali kami membiarkan Aldo menonton sendiri sementara kami memilih untuk melanjutkan tidur.
Ada kalanya kami menemani Aldo berjalan keliling kabin selama penerbangan, atau kami biarkan ia sesekali menjelajah kabin sendiri, serta terkadang kami meminta tolong Aldo untuk membantu meminta minuman ke pantry. Apabila para pramugari sedang tidak sibuk, Aldo selalu menyapa dan mengajak ngobrol, bahkan sempat juga beberapa dari pramugari menunjukkan kabin tempat mereka beristirahat kepada Aldo.
Asyik menikmati makanan sambil menonton film favorit |
Jalan - jalan keliling kabin |
Demikian persiapan kami dalam membawa Aldo terbang long haul. Sepertinya sedikit ya? Saya memang tidak menyebut tentang stroller, susu, ataupun pampers karena memang kami tidak menggunakannya.
Kami sangat bersyukur dan lega bisa melewati penerbangan long haul ini dengan baik, karena bisa menambah pengalaman dan kepercayaan diri kami apabila nantinya diberi rejeki untuk bisa terbang long haul lagi.
Aldo in New York City |
Regards,
Marlene Rael
0 Response to "Tips dan Pengalaman Terbang Jarak Jauh dengan Anak "
Post a Comment